TPA Ditutup Sementara, Krisis Pengolahan Sampah Lebaran di Banjarmasin

cimporong.com , Banjarmasin - Pemkot Banjarmasin di Kalimantan Selatan memperkuat tindakan tanggap darurat sampah Pada masa liburan Lebaran tahun 2025 atau Idul Fitri 1446 Hijriyah, masalah utamanya adalah peningkatan jumlah sampah di saat kapasitas serta fasilitas pengolahan belum mencukupi setelah tempat pembuangan akhir ditutup. TPA Sampah Basirih yang dikelola pemerintah kota tersebut diakui oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Tindakan penyegelan telah dimulai sejak tanggal 1 Februari kemarin sebagai komponen dari usaha KLH untuk meniadakkan praktik TPA Open Dumping Praktek pembuangan sampah sembarangan di luar tempat yang disediakan sudah dilarang oleh hukum karena bisa mengotori tanah, udara, serta sumber daya air di area tersebut.

Hukuman penguncian tersebut mengakibatkan penumpukan limbah di kota Banjarmasin lantaran tak dapat ditransportasikan. Produksi sampah di Banjarmasin tiap harinya mencapai angka 650 ton. Sementara itu, tempat pembuangan akhir sementara bergantung pada TPAS Banjarbakula di Kota Banjarbaru yang memiliki kapasitas terbatas hingga 200 ton per hari saja.

Sekretaris Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman, mengungkapkan bahwa sejak perayaan Hari Raya Idul Fitri serta masa liburan lebaran, jumlah limbah yang dihasilkan semakin bertambah. Ia menegaskan hal tersebut dengan berkata, “Kondisi masalah sampah di wilayah kita jadi tambah mendesak.”

Dia mengaku telah secara pribadi memeriksa berbagai lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah, serta melaksanakan inspeksi mendadak di sentra daur ulang, rumah kompos, dan beberapa bank sampah. Dia menyadari bahwa kapasitas dan fasilitas untuk pengelolaan limbah saat ini masih belum mencukupi.

Saat melakukan inspeksi mendadak ke tempat pengelolaan limbah daur ulang serta rumah kompos Biuku yang berada di wilayah utara Banjarmasin pada tanggal 3 April 2025, Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman ditemani oleh sejumlah petugas dari Dinas Lingkungan Hidup setempat. ANTARA/Sukarli

Oleh karena itu, ia mengharapkan Dinas Lingkungan Hidup untuk menambah kemampuan penanganan limbah, khususnya di bidang pendiferensiasian sampah sehingga proses tersebut menjadi lebih efisien. "Jika hal ini tak dapat dikerjakan secara manual, barangkali bisa menggunakan teknologi." confeyor "Dapat lebih cepat dalam proses pengelompokkannya," katanya.

Apabila proses pemisahan bisa berjalan dengan cepat, lanjut Ikhsan, maka hasilnya seperti kompos atau sampah organik lembap pun akan segera terwujud. Sampah organik ini nantinya bisa disalurkan ke petani maggot sementara kompos dapat dipasokkan kepada mereka yang aktif dalam bidang pertanian.

Ikhsan juga berharap mesin penghancur dan peralatan penekuk sampah tidak organik dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Hal ini termasuk dalam jangkauan sekolah-sekolah di masa depan guna menciptakan produk Ecobrick.

Ikhsan pun menekankan pentingnya mendapatkan dukungan semua orang untuk membantu mengurangi beban di Tempat Pemungutan Suara (TPS) melalui pemisahan sampah sejak masih ada di rumah. Dia menjelaskan bahwa bank sampah, walaupun memiliki ukuran yang terbatas, tetap perlu dipergunakan karena amat bermanfaat bagi pengecilan jumlah dan pemanfaatan kembali limbah. Begitu katanya.

Malang Catat Pengurangan Limbah Pada Hari Raya

Berita bervariasi muncul dari Kota Malang, Jawa Timur. Menurut pihak pemerintahan lokal, jumlah sampah yang mencapai Tempat Pembuangan Akhir Supit Urang selama Idulfitri tahun 2025 menunjukkan penurunan apabila dibandingkan dengan periode serupa pada tahun sebelumnya.

"Volume sampah yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir Supit Urang pada hari pertama kemarin berjumlah 305.940 kilogram," ungkap Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pengelolaan limbah BahanBerbahaya serta Beracun (B3) dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Roni Kuncoro, Jumat 3 April 2025. Ia mengatakan bahwa hal tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan volume sampah di hari pertama Lebaran tahun 2024 yang mencapai 322.060 kilogram.

Roni mengatakan bahwa penurunan volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir Supit Urang dipengaruhi oleh berbagai sebab. Salah satu alasannya, ia percaya hal itu berkaitan dengan derajat pemahaman publik tentang manajemen limbah rumah tangga mereka sendiri.

Dia menekankan bahwa mereka secara berkelanjutan mendidik publik agar lebih cerdas dalam pengolahan limbah, khususnya dengan meminimalkan sampah organik yang timbul saat peringatan Idul Fitri.

Dia menyertakan strategi sosialisasi dan pendidikan yang bukan hanya fokus pada metode pengolahan sampah di kalangan masyarakat, tapi juga membentuk peraturan lokal serta implementasi hukuman bagi para pelanggarnya.

"Ini dilakukan guna memelihara kebersihan serta keseimbangan alam di Kota Malang," katanya. Diupayakan agar pola pengurangan jumlah sampah semakin baik, supaya kondisi lingkungan di area tersebut tetap lestari.

0 Komentar