
cimporong.com , Jakarta - Gunung Marapi Di Sumatera Barat kembali terjadi erupsi pada hari Kamis dinihari, tanggal 3 April 2025, yang menjadi episode kesekian sejak status siaga diberlakukan menjelang akhir tahun kemarin. Lebih dari itu, letusan tersebut menandai lima kali peristiwa serupa dalam satu bulan ini serta memecahkan rekord dengan tiang asap vulkanik tertinggi sepanjang masa sejak Januari.
"Tiang debu yang tingginya mencapai 1.500 meter melambung dari puncak gunung, hingga menjulang kurang lebih 4.391 meter di atas permukaan laut. Debu tersebut memiliki warna gelap seperti abu-abu dan tersebar ke arah timur," jelas Petugas Pos Pengawas Gunung Berapi (PPGB) Marapi, Ahmad Rifai.
Menurut Ahmad, letusan tersebut tercatat pada seismograf dengan tingkat amplitudo tertinggi mencapai 30,4 mm dan durasi kira-kira 1 menit 9 detik. Sekarang, Gunung Marapi sedang berstatus level II atau waspada. Ahmad meminta kepada publik, para pendaki, serta pengunjung agar menjaga jarak setidaknya 3 kilometer dari Kawah Verbeek, yang merupakan titik utama kegiatan gunung tersebut.
Pada tahun lalu, menurut catatan dari PGA Bukittinggi, Gunung Marapi dicatat telah mengalamai 380 kali letusan serta 5.237 emisi gas sejak awal erupsinya pada bulan Desember 2023 sampai akhir November 2024. Sedangkan hingga bulan Desember 2024, informasi dari PVMBG menyebutkan bahwa jumlahnya meningkat menjadi 382 letusan dengan total 5.264 emisi gas. Ini menjadikannya sebagai periode kegiatan gunung berapi paling panjang dalam sejarah.
Tahun 2025 ini, kendati tingkat kesiapsiagaannya berkurang dari level siaga hingga menjadi waspada, erupsi Gunung Marapi Di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, kegiatan vulkanik tetap berlangsung dengan intensitas tinggi. Mulai dari tanggal 4 Januari hingga yang terbaru pada 3 April kemarin, beberapa ratus letusan sudah tercatat selama tiga bulan terakhir ini. Tempo menghimpun deretan kegiatan gunung berapi di Gunung Merapi sejak awal tahun:
Sabtu, 4 Januari 2025:
Dilansir dari Antara, Letusan Gunung Marapi yang terjadi pada tahun 2025 untuk pertama kalinya berlangsung di hari Sabtu sejak subuh, tepatnya tanggal 4 Januari. Kolom debunya melambung hingga ketinggian seribu meter. Petugas dari stasiun pengawas gunung api itu sendiri, yaitu Trian Ahmadi, menyatakan bahwa letusan ini dimulai pukul 09:43 waktu Indonesia Bagian Barat (WIB).
"Abu yang turun cenderung memiliki warna kelabu, dengan ketebalan bervariasi dan mengarah ke utara serta timur laut," ungkapnya dalam pernyataan resmi setelah insiden tersebut.
Mengacu pada Trian, letusan gunung api yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Agam dan Tanah Datar tersebut direkam dalam grafik seismograf dengan tingkat amplitudo tertinggi mencapai 30,3 millimeter. Sementara ini, durasinya dicatat selama satu menit empat puluh detik. "Letusan masih berjalan ketika laporannya disusun," ucapnya pukul 09:51 WIB, hari Sabtu dinihari.
Sepanjang Januari 2025:
Pada sisi lain, menurut laporan dari PGA Gunung Marapi, dicatat adanya 14 kali letusan sepanjang bulan Januari 2025 dengan ketinggian kolom abu vulkanik yang beragam. Tidak ada aktivitas letus sampai tanggal 4 hingga 18 Januari. Akan tetapi, mulai tanggal 19 hingga 26 Januari, terdapat serangkaian erupsinya. Lebih lanjut lagi, pada tanggal 22 serta 26 Januari, gunung tersebut bahkan melaksanakan dua kali letusan dalam waktu bersamaan setiap harinya.
Rabu, 19 Februari 2025:
Berdasarkan catatan Tempo, Gunung Marapi telah meletus lagi dan mengeluarkan abu volkanki hingga tinggi 700 meter pada jam 7:10 pagi Waktu Indonesia Bagian Barat, demikian dilaporkan oleh pejabat dari Pusat Pengamatan Gunung Api Marapi yang bernama Teguh. Menurut pelaporannya, kolom abunya memiliki warna kebiruan gelap dengan ketebalan sedang menuju arah utara. Letusan ini direkam dalam grafik seisme dengan amplitudo tertingginya mencapai 30,3 millimeter serta bertahan selama kurang lebih 36 detik.
Dilansir dari Antara, Sama halnya dengan erupsi gunung berapi yang mencapai ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut tersebut, disertai pula oleh hujan abu vulkanik, termasuk di wilayah Nagari Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Menurut pernyataan Adi, salah satu penduduk asli kabupaten ini, curah hujan abu mulai turun sesaat setelah adanya letusan Gunung Marapi pada kurang lebih jam tujuh empat puluh lima menit waktu Indonesia Barat.
Pada hari Rabu sekitar pukul 02.45 Waktu Indonesia Barat, Gunung Marapi juga mengalami letusan. Tinggi kolom abunya mencapai kira-kira 500 meter dari puncak gunung tersebut. Abunya memiliki warna kelabu dan cukup pekat yang menyebar ke arah utara. Letusan ini direkam oleh alat seisme dengan amplitudo tertingginya adalah 13,9 millimeter serta lamanya sekitar 26 detik.
Sabtu, 1 Maret 2025:
Letusan pertama tercatat pada 1 Maret sekitar pukul 14:30 WIB dengan amplitudo mencapai 30,3 millimeter dan durasi selama 37 detik; meskipun demikian, ketinggian kolom abunya tak dapat diobservasi. Sedangkan letusan kedua datang pada 5 Maret dengan amplitudo sedikit lebih besar yaitu 30,4 millimeter dan juga bertahan selama 38 detik.
Jumat, 7 Maret 2025:
Berdasarkan data dari PGA, petugas mendeteksi bahwa gunung berapi Marapi meletus lagi pada pukul 02:45 WIB. Tinggi tiang abu yang dikeluarkannya mencapai 1.200 meter di atas puncaknya. Abu vulkanik tersebut memiliki warna kelabu dan mengarah dengan kuat ke bagian utara. Letusan itu direkam dalam grafik seismograf dengan amplitudo tertingginya adalah 30,7 millimeter selama waktu total 2 menit 4 detik.
Sabtu, 8 Maret 2025:
Satu hari kemudian, pada pukul 10.41 WIB, gunung berapi itu kembali erupsi dengan amplitudo tertinggi mencapai 30,4 millimeter dan durasi sekitar 55 detik. Menurut Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, letusan ini tercatat dalam alat seismografi dengan waktu duration selama 55 detik dan tingkat amplitude senilai 30,4 millimeter.
"Kolom debu atau asap letusan tidak kelihatan dari Pos Pengawasan, tetapi warga bisa melihatnya dariarah Kubang Putiah," katanya dalam pernyataan yang dicatat pada hari Sabtu, 8 Maret 2025.
Kamis, 13 Maret 2025:
Mendekati akhir bulan Maret, Gunung Marapi mengalami erupsi lagi pada hari Kamis di awal pagi sekitar pukul 07:55 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB). Laporan dari staf observatorium PGA Gunung Marapi menunjukkan bahwa erupsinya tercatat dalam grafik seismograf dengan amplitudo tertinggi mencapai 30,2 millimeter dan berlangsung selama kurang lebih 37 detik.
"Terjadilah letusan Gunung Marapi, tetapi ketinggian kolom abunya tidak dapat diamati," ujar pejabat Teguh dari Padang, pada hari Kamis.
Ahad, 16 Maret 2025:
PGA lokal kembali mengcatat aktivitas gunung api di Gunung Marapi yang terjadi pada tanggal 16 Maret pukul 07:00 WIB. Letusan tersebut memiliki amplitudo sebesar 30,4 dan berlangsung selama 45 detik.
Senin, 17 Maret 2025:
Gunung Marapi meletus pada jam 11:20 Waktu Indonesia Bagian Barat, mengeluarkan abu vulkanik hingga ketinggian 600 meter dari puncaknya. Menurut laporan PGA tentang Gunung Marapi, kolom abunya memiliki warna abu-abu dan tingkat ketebalan yang cukup signifikan cenderung menuju bagian barat laut. Letusan ini direkam oleh alat seisme dengan amplitudo tertinggi mencapai 32 millimeter dan durasi total selama 34 detik.
Erupsi Gunung Marapi tercatat pada jam 11:20 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) dengan ketinggian tiang debu yang mencapai sekitar 600 meter lebih tinggi dari puncak gunung," jelas Teguh saat berbicara kepada media di Padang, Senin.
Awal April 2025:
PGA Gunung Marapi mengabarkan serangkaian letusan yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut dari tanggal 1 hingga 3 April, dengan ketinggian tiap kolom abu tercatat maksimal sejauh 1.500 meter lebih tinggi daripada puncak gunung tersebut. Di hari pertama, yaitu pada 1 April, PGA mendeteksi adanya erupsinya tetapi ketinggian kolom abunya tak dapat dipantau akibat kabut tebal. Durasi peristiwa ini adalah 34 detik dan memiliki amplitudo 30,6.
Selanjutnya, pada tanggal 2 April, PGA melaporkkan bahwa Gunung Marapi mengalami erupsi sebanyak dua kali dengan intensitas berbeda. kolom abu 350 meter hingga 1.000 meter di atas pucuk gunung. Sehari setelah itu, petugas mendokumentasikan erupsi Gunung Marapi yang memiliki ketinggian kolom debu sampai 1.500 meter pada hari Kamis dini hari.
"Gunung Marapi meletus pada hari Kamis sekira pukul 07.12 WIB dan ketinggian kolom debunya mencapai sekitar 1.500 meter di atas pucuk," ujar Teguh kemarin ketika berbicara tentang hal tersebut.
Fachri Hamzah dan Ahmad Fikri bersumbang dalam penyusunan artikel ini.
0 Komentar