Bagaimana Rasanya Setelah Mendonorkan Ginjal? Ketahui Risiko yang Mungkin Terjadi

cimporong.com , Jakarta - Tindakan kedua remaja yang berupaya menyelamatkan ibu mereka dari tangan kepolisian di bulan Maret tahun 2025, menimbulkan dampak besar donor ginjal Banyak diperbincangkan dalam kalangan publik. Dua bersaudara, yakni Farel Mahardika Putera berusia 19 tahun dan adik perempuannya dengan inisial NR yang berumur 16 tahun, telah mencoba mengelilingi tempat untuk menjual organ tubuh mereka demi memperoleh uang. Mereka bahkan rela menawarkan ginjal mereka.

Tindakan yang terjadi di sejumlah tempat, seperti Bundaran Hotel Indonesia dan Pasar Ciputat menarik perhatian publik. Sumbangan ginjal ini menjadi indikator keputusasan para remaja saat mereka berurusan dengan kondisi sulit.

Dua pemuda berencana untuk menjual organ dalam mereka yang penting di Pasar Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Akibatnya, ibunya ditahan oleh pihak kepolisian di Polres Tangsel. Tempo/Muhammad Iqbal

Orang yang tinggal dengan seorang ginjal, setelah memberikan atau menjual organ tersebut, memiliki risiko menghadapi beragam gangguan kesehatan. Menurut beberapa tinjauan, termasuk dari Weill Cornell Medicine Fungsi ginjal dari pendonor dapat menurun sekitar 20-30 persen, yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam proses metabolisme.

Risiko Donor Ginjal

Risiko Dalam jangka pendek, dampak ini umumnya dirasakan oleh pendonor ginjal sesaat setelah prosedur bedah. Sejumlah efek samping meliputi perut buncing, susahi buang air besar, rasa gatal, dan sakit pada daerah luka bekas operasi. Terdapat pula potensi masalah lebih lanjut berupa infeksi (seperti pneumonia), trombosis, respons tidak baik terhadap bius, hingga penyumbatan saluran cerna yang bisa mengganggu sistem pencernaan.

Bagian tubuh yang baru menjalani operasi cenderung mengembang. Biasanya dokter merekomendasikan kepada penyumbag ginjal agar tidak melaksanakan kegiatan fisik yang intensif, khususnya dalam jangka waktu enam minggu pasca tindakan medis tersebut. Durasi pemulihannya cukup signifikan guna mencegah masalah-masalah kesehatan yang lebih parah dan memastikan bahwa tubuh bisa menyesuaikan diri dengan perubahan situasi saat itu.

Adapun risiko jangka panjang pendonor ginjal adalah kegemukan, tekanan darah tinggi, serta diabetes akibat gangguan metabolisme tubuh. Seiring bertambahnya usia, fungsi ginjal memang akan menurun. Artinya risiko penyakit pada orang yang hanya memiliki satu ginjal lebih tinggi.

Kadar protein yang tertuang dalam urine mungkin bertambah pula, mengindikasikan tanda-tanda dini dari gangguan pada organ ginjal. Selain itu, ada donor ginjal yang merasakan dampak negatif pada sistem syaraf karena adanya modifikasi proses metabolisme di dalam tubuh mereka.

Bisakah Penderita Gagal Ginjal Menjadi Pendonor dan Tetap Memimpikan Kehidupan yang Normal?

Pendonor ginjal masih dapat mengikuti gaya hidup normal walaupun perlu menanggung dampak dari situasi ini. Hal terpenting untuk mempertahankan kesejahteraan tubuh adalah dengan menjaga pola hidup sehat dan penuh disiplin.

Seseorang yang hanya memiliki satu ginjal sebaiknya meneguhkan tekad untuk minum setidaknya dua liter air tiap harinya, teratur melakukan olahraga ringan, dan tetap memelihara kebiasaan makannya. Bagi pendonor ginjal, penting sekali untuk rajin memantau kesehatan organ tersebut agar dapat menghindari potensi masalah di kemudian hari.

0 Komentar