Bagaimana Google Maps Mengenali Kemacetan Secara Cepat?

Pada saat pulang kampung atau masa arus balik, perangkat navigasi merupakan perlengkapan esensial yang tidak boleh dilewatkan. Sama seperti Google Maps, software tersebut menjadi salah satu alat navigasi paling handal dipergunakan oleh para pengguna di seluruh dunia guna memperoleh data tentang jalur terpendek serta situasi kemacetan lalu lintas terbaru. Melalui penanda berwarna hijau, kuning, dan merah, program ini dapat menyajikan pandangan yang tegas seputar kepadatan lalu lintas pada setiap ruas jalan. kemacetan Lantas kendaraan pada beberapa jalanan. Akan tetapi, seperti apa sesungguhnya Google Maps mengumpulkan serta memroses informasi guna mendeteksi kemacetan dengan tepat? Dikutip dari situs tersebut, howstuffworks , dan Times of India Berikut ini adalah kelima cara utama yang dipakai Google Maps untuk mengidentifikasi situasi traffic.

1.Data Historis

Satu metode penting yang sering dipakai Google Maps Dalam menemukan kondisi macet, sistem menggunakan analisis data masa lalu. Ini berfungsi dengan mengambil informasi tentang tren lalu lintas melalui periode waktu, seperti lamanya perjalanan rata-rata di setiap jalur pada bermacam-maca jam serta beberapa hari spesifik dalam satu minggu. Menggunakan data terkumpul selama bertahun-tahun, Google Maps bisa memprediksi keterpaparan lalu lintas bahkan sebelum Anda masuk ke jalan itu sendiri. Sebagai contoh, apabila ada jalan tol yang sering padat ketika menjelang akhir pekan, maka Google Maps akan mencatat pola ini untuk digunakan sebagai acuan saat menyediakan perkiraan waktu tempuh dan juga saran rute lainnya.

2. Sensor Lalu Lintas

Sebelum perkembangan teknologi berbasiskan smartphone, Google Maps bergantung pada data yang dirangkai melalui sensor lalu lintas terpasang di sejumlah besar jalur utama. Biasanya, instansi-instansi tersebut dikelola baik oleh badan pemerintahan maupun firma privat spesialis transportasi dan arus lalu-lintas. Bervariasi macam teknologinya mencakup radar, infra merah aktif, hingga lidar; semua bertujuan untuk mengetahui jumlah mobil beserta kecepatannya di setiap ruas jalan tertentu. Informasi itu selanjutnya disiarkan wireless kepada pusat server sehingga dapat memberikan pembaruan kontinu tentang kondisi trafik. real-time .

Akan tetapi, penggunaan sistem sensor lalu lintas mempunyai batasan tertentu, terlebih soal area yang ditutupi. Ongkos instalasi serta perawatan alat-alat tersebut relatif mahal sehingga biasanya cuma dipasang pada jalanan penting atau koridor dengan intensitas kendaraan tinggi saja. Sebab itu, data arus lalu lintas yang didapat dari sumber ini kerap gagal meliputi jalan-jalan sempit ataupun jalur cadangan yang minim pantauan.

3. Crowdsourcing

Sejak 2009, Google Maps telah menerapkan metode berbasis partisipasi publik untuk meningkatkan ketepatan datanya tentang lalu lintas. Melalui informasi yang diperoleh dari para pemakai perangkat Android dengan fitur GPS aktif serta aplikasi Google Maps terpasang, Google bisa mendapatkan data seputar kecepatan kendaraan pada setiap jalanan secara real-time. Informasi ini disampaikan tanpa menyertakan identitas kepada server Google guna diproses lebih lanjut dalam penilaian situasi lalu lintas saat itu juga.

Teknik ini menawarkan sejumlah kelebihan dibandingkan dengan metode pemantauan lalu lintas tradisional. Sebab data dikumpulkan secara langsung dari puluhan hingga ratusan ribu orang yang tengah melaksanakan perjalanan, Google Maps mampu melakukan pembaharuan terhadap kondisi jalur dengan tingkat ketepatan serta kelajuan yang lebih baik. Tambahan pula, karena populasi penggunanya kian bertambah, sistem tersebut bisa mereduksi potensi kesalahan analisis datanya, misalnya tidak lagi salah kaprah soal situasi macet hanya gara-gara ada mobil diam di area SPBU maupun warung makan.

4. Penanganan Data dalam Waktu Nyata

Satu kelebihan besar dari Google Maps adalah kemampuan aplikasi ini untuk menganalisis serta menayangkan data tentang lalu lintas secara waktu nyata. Menggunakan beberapa jenis input, Google Maps bisa menciptakan representasi yang sangat presisi tentang situasi jalanan pada detik itu juga. Apabila ada hal-hal tak terduga seperti tabrakan kendaraan atau penutupan area karena pembangunan, program ini dengan cepat memperbaharui detailnya dan memberi petunjuk alternative kepada para pemakainya.

Kecepatan dan akurasi dalam pengolahan data merupakan faktor penting untuk menjamin kepercayaan informasi lalu lintas pada Google Maps. Menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan metode pembelajaran mesin, Google mampu menyaring input data, menghilangkan kemungkinan salah tafsir, serta meramalkan efek dari sebuah peristiwa terhadap situasi traffik di area sekitarnya.

5. Integrasi dengan Waze

Tahun 2013, Google menyerap Waze, yaitu suatu aplikasi petunjuk rute yang didorong oleh komunitas, membolehkan para pemakainya untuk dengan proaktif memberitahu tentang insiden di jalan-jalan. Setelah digabungkan bersama Google Maps dan Waze, pengguna bisa mendapatkan data lebih lanjut seputar situasi kemacetan yang mungkin tak tertangkap oleh teknologi otomatis tersebut. Sebagai contoh, orang-orangan Waze dapat menyampaikan laporan perihal perkara-perkara semacam tabrakan, mobil macet, permukaan jalan becek, sampai operasi penertiban arus lalu lintas.

Laporan dari Waze muncul di Google Maps sebagai simbol-simbol kecil yang menggambarkan beragam kondisi lalu lintas, termasuk tanda adanya pekerjaan konstruksi jalan. kecelakaan , atau kamera pengawasan kecepatan. Kelebihan dari sistem ini terletak pada kapabilitasnya memberikan data yang lebih bersifat konteks dan tepat sasaran berdasar pada pengalaman secara langsung oleh para pemakai di lokasi.

0 Komentar