Kurma Alami: Pilihan Lebih Sehat tanpa Gula Tambahan

laksamana.id - Kurma adalah buah kaya nutrisi dan sehat jadi sangat sesuai untuk dikonsumsi pada waktu sahur maupun berbuka puasa di bulan Ramadhan.

Dikutip dari Indonesiabaik.id Kurma kaya akan berbagai nutrisi antara lain karbohidrat, serat, protein, kalium, magnesium, tembaga, mangan, zat besi, serta vitamin B6.

Komponen tersebut menyebabkan kurma baik untuk memelihara sistem pencernaan serta membantu memenuhi keperluan energi.

Sebagai buah yang kaya serat, kurma bisa mencegah risiko diabetes. Serat pada kurma bantu mengontrol kadar gula darah. Namun, kurma yang diberi gula tambahan justru berisiko bagi kesehatan.

Penghasil kurma sering memproses buah istimewa ini untuk Ramadan dengan menambahkan lapisan gula di atasnya. Namun, bagaimana karakteristik dari kurma yang tidak menggunakan penambahan gula atau pemanis ekstra?

Karakteristik kurma yang tidak mengandung gula tambahan

Kurma asli biasanya terasa manis dan segar. Akan tetapi, beberapa jenis kurma mungkin telah dicampur dengan sirup gula, sehingga rasanya menjadi lebih tidak natural.

Berikut adalah beberapa karakteristik dari kurma tanpa penambahan gula yang lebih baik untuk dikonsumsi:

1. Punya tekstur padat

Dilansir dari laksamana.id (13/4/2021) Kurma asli menampilkan tekstur dan bentuk yang unik dibandingkan dengan kurma buatan menggunakan pemanis sintetis.

Kurma dengan bentuk gemuk, kerutan halus, dan teksturnya keras serta padat umumnya tidak mengandung gula berlebihan.

Ini berbeda dengan kurma manisan yang terasa lebih empuk, lembut, dan melekat, serta permukaannya kelihatan seperti tertutup oleh lapisan apa pun. Teksturnya menjadi demikian karena diproses melalui penghangat buah agar dapat menyuntikkan cairan gula ke dalam buah tersebut.

2. Kemanisan dagingnya, bukan bagian luarnya

Buah kurma asli mempunyai cita rasa manis di dalam dagingnya, tidak pada bagian luarnya yang berkilau.

Kurma alami memang tidak terlalu manis di permukaannya. Rasanya yang manis hanya akan dirasakan ketika daging buahnya dikunyah.

Sebaliknya, kurma dengan penambahan pemanis akan terasa sangat manis di permukaannya. Ini disebabkan oleh penambahan gula oleh produsen untuk meningkatkan rasanya. Akan tetapi, rasa manis ini cenderung berlebihan dan dapat menyebabkan sensasi sakit pada gigi.

3. Bebas semut

Dikutip dari laksamana.id (25/5/2018) Alternatif lain untuk membedakan kurma asli dari kurma yang diberi gula ekstra bisa dilakukan dengan mengamati keberadaan semut di sekelilingnya. Semut cenderung berkumpul lebih banyak pada buah kurma yang memiliki kandungan glukosa atau fruktosa yang tinggi secara natural.

Kurma yang tidak ditutupi semut walaupun diletakkan di dalam ruangan terbuka akan tetap tanpa penambah rasa manis. Di sisi lain, kurma yang dipenuhi dengan semutan menunjukkan bahwa telah ada penambahan gula.

4. Terdapat keterangan bebas gulanya

Ketika Anda membeli kurma di toko atau supermarket, kemasannya umumnya dilengkapi dengan label yang mencantumkan komponen-komponen yang digunakan dalam proses pengolahannya.

Perhatikan selalu petunjuk di kemasan kurma guna menegaskan bahwa tak terdapat penambahan gula ataupun zat pengawet dalam buahnya.

Apabila kurma yang Anda beli memiliki petunjuk produk dalam Bahasa Inggris dan Indonesia, periksa keduanya. Ini bertujuan agar memastikan bahwa informasi pada kedua label tersebut sama tanpa adanya perbedaan.

Di luar memeriksa kurma yang mengandung penambah gula, lebih baik pilh jenis kurma dengan kadar glukosa rendah untuk dimakan. Hal ini bertujuan agar pengambilan gula dalam tubuh dapat ditekan.

Beberapa tipe kurma dengan kandungan gula yang lebih rendah antara lain deglet noor, barhi kering, dan ajwa. Di sisi lain, variasi seperti medjool, sukkari, atau barhi yang sudah masak biasanya mengandung jumlah gula yang lebih banyak.

(Sumber: laksamana.id/Yuharrani Aisyah, Muhammad Irzal Adiakurnia | Editor: Wahyu Adityo Prodjo)

0 Komentar