7 Tanda Keuangan yang Menunjukkan Anda Terjerat Pemikiran Kelas Menengah & Solusinya

laksamana.id Keberhasilan keuangan tidak hanya tergantung pada jumlah yang Anda peroleh, melainkan juga bagaimana mindset Anda terhadap uang.

Banyak individu terkurung dalam mindset kelas menengah tidak lantaran pendapatan mereka, tetapi dikarenakan bagaimana mereka membatasi anggaran finansialnya.

Gagasan kelas menengah membentuk hambatan halus yang mencegah terciptanya kekayaan dan kebebasan ekonomi. Walaupun tidak ada masalah dengan prinsip-prinsip seperti ketenangan dan perlindungan, sebagian besar pandangan ini bisa membatasi kemampuan finansial Anda.

Artikel yang diambil oleh New Trader Y ini menjelaskan tujuh indikator yang bisa menandakan jika Anda kemungkinan besar masih memegang pemikiran dari kalangan menengah. Selain itu, artikel tersebut juga menyajikan beberapa cara langsung untuk mentransformasinya menjadi suatu mindset yang mendukung perkembangan dan stabilitas keuangan.

1. Ragu untuk Mengejar Peluang yang Dikalkulasikan

Orang berkelimpahan menyadari bahwa mengambil risiko yang telah dipertimbangkan dengan matang amatlah vital bagi perkembangan ekonomi mereka. Di sisi lain, mindset kalangan sedang mencoba keras untuk meraih stabilitas dalam setiap aspeknya. Kekhawatiran tentang kerugian umumnya mencegah individu dari melibasi kesempatan-kesempatan bernilai tinggi tersebut.

Solusi:

Bedaikan antara tindakan berisiko gegabah dengan tindakan berisiko yang telah diukur.

Pelajari beragam alat investasi serta struktur bisnisnya.

Dimulai dengan langkah kecil, seperti menetapkan 5-10 persen dari total dana investasi Anda untuk proyek-proyek berpotensi tumbuh cepat.

2. Bertahan Hidup Antara Gaji dan Gaji

Gaya hidup yang bergantung sepenuhnya pada penghasilan bulanan tanpa menyisihkan dana simpanan atau berinvestasi membentuk mindset kekurangan sehingga merancang rencana di masa depan menjadi sangat sulit untuk dilakukan.

Solusi:

Temukan detail pengeluaran dalam waktu 30 hari terakhir guna menemukan kebiasaan belanja yang tidak perlu.

Siapkan dana darurat sebesar setidaknya 15 juta rupiah guna mengurangi beban keuangan Anda.

Buat pendapatan ekstra agar ada ruang gerak lebih di keuangan Anda.

3. Mengandalkan Sebuah Sumber Pendapatan saja

Kekayaan orang yang mapan biasanya tidak tergantung pada satu saja sumber penghasilan. Mengandalkan sepenuhnya pada upah tunggal cukup riskan saat menghadapi fluktuasi finansial.

Solusi:

Tingkatkan penghasilan pasif dengan berinvestasi atau memulai usaha kecil.

Gunakan kemampuanmu untuk memberikan jasa konsultansi atau bekerja secara lepas.

Buatlah kekayaan yang bisa memberikan penghasilan tanpa perlu terus bertukar waktu dengan uang.

4. Kekurangan Dana untuk Meningkatkan Kemampuan Diri

Gagasan kelas menengah cenderung memandang pendidikan selesai setelah tamat dari bangku sekolah atau universitas. Namun, pengembangan diri merupakan bentuk investasi paling bermanfaat.

Solusi:

Kembangkan kemampuan yang sedang banyak dibutuhkan dalam dunia kerja.

Sertakan diri Anda dalam komunitas ahli guna mengembangkan koneksi.

Peningkatan konsumsi materi yang dapat memperluas wawasan keuangan serta profesi Anda.

5. Terlalu Memusatkan Pada Penyimpanan Uang, Bukan Pengembangan Keuangan

Walaupun menyimpan uang sangatlah penting bagi kesetabilan keuangan, namun investasi menjadi elemen utama dalam pengembangan aset. Banyak individu tetap ragu terhadap investasi dikarenakan mereka menganggapnya rumit dan penuh risiko.

Solusi:

Dimulai dengan reksa dana indeks yang sederhana dan berisiko rendah.

Optimalkan program investasi dari tempat kerja Anda seperti dana pensiun untuk meningkatkan keuangan masa depan Anda.

Implementasikan pendekatan investasi otomatis dengan mengalokasikan antara Rp 500.000 hingga Rp 1 juta setiap bulannya.

6. Enggan Menyesuaikan Diri dengan Perubahan

Dunia finansial senantiasa mengalami perubahan, sehingga taktik-taktik yang dahulunya efektif mungkin sudah tidak relevan lagi. Orang-orang dengan mindset kaya selalu berupaya mencari metode-metode terbaru untuk maju, sedangkan orang dengan pemikiran golongan tengah biasanya lebih memilih untuk tetap setia pada rutinitas mereka sebelumnya.

Solusi:

Tetap upayakan mengikuti perubahan tren dalam bidang ekonomi serta teknologi.

Lakukan penilaian berkala terhadap kemampuan, pendanaan, serta cara-cara mendapatkan uang Anda.

Terbukalah untuk kesempatan-kesempatan baru yang barangkali belum pernah Anda pikirkan sebelumnya.

7. Menyalahkan Faktor Eksternal

Orang yang berhasil memiliki kontrol internal, artinya mereka yakin bahwa perbuatan mereka turut membentuk akhiran kehidupan. Di sisi lain, mindset kalangan menengah cenderung mengaitkan masalah finansial pada kondisi ekonomi, pemerintahan, atau lingkungan pekerjaan.

Solusi:

Konsentrasilah pada aspek-aspek yang dapat dikendalikan, misalnya dengan memperbaiki kemampuan diri atau menekan biaya keuangan.

Sesuaikan target keuangan Anda dengan kemampuan dan susun strategi untuk mewujudkannya.

Raih perubahan signifikan di masa depan dengan memulai dari hal-hal sederhana sekarang.

Kesimpulan

Merombak mindset keuangan bukanlah proses yang instan. Setiap poin di atas memberikan kesempatan untuk bertumbuh.

Dimulai dengan sebuah perubahan kecil, misalnya mengambil resiko yang terencana atau menciptakan pendapatan ekstra.

Orang kaya tidak selalu lebih cerdas atau lebih beruntung; mereka hanya memiliki cara pikiran yang lain mengenai uang.

Dengan mengadopsi mindset yang lebih fokus pada perkembangan, Anda dapat menciptakan situasi keuangan di masa mendatang yang lebih solid.

0 Komentar