
cimporong.com , JAKARTA — Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa sektor inovasi energi Dunia sedang mengalami masa-masa tidak pasti terkait dengan pasar.
Menurut laporan terkini dari IEA, teknologi energi alternatif yang saat ini dalam pengembangan nampak semakin beragam dan menggairahkan dibandingkan dengan masa lalu. Meski demikian, ada indikasi perlambatan pada arus dana investasi serta pergantian fokus keprioritan yang harus diwaspadai.
Laporan yang berjudul Kondisi Inovasi Energi ini menghadirkan analisis mendalam seputar perkembangan inovasi dalam bidang energi. teknologi energi global.
Berdasarkan sekumpulan data yang meliputi lebih dari 150 inisiatif inovatif serta hasil penelitian terhadap sekitar 300 profesional di bidangnya dari 34 negeri berbeda, laporan itu mengungkapkan dampak signifikan dari inovasi dalam mendorong realisasinya tujuan-tujuan energi dan mendukung pertumbuhan industri lokal.
Di samping itu, laporan tersebut juga menemukan berbagai kesempatan signifikan yang dapat dipertahankan untuk terus maju di tengah ketidakstabilan ekonomi dunia.
"Inovasi merupakan nyawa bagi industri energi, khususnya pada era modern ini yang berkembang pesat, mengingat perubahan campuran sumber daya energi dunia serta fenomena besar seperti elektrofikasi yang memberikan pengaruh luas," ungkap Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol melalui laporan yang diposting di situs web resmi IEA, Jumat (4/4/2025).
Inovasi di bidang energi sudah membawa banyak keuntungan terutama dalam aspek ekonomi serta ketahanan sumber daya energi. Dana yang ditanamkan untuk riset dan pengembangan (R&D), dipicu oleh krisis energi tahun 1970-an, mendorong percepatan pembangunan teknologi nuklir sehingga berkurang pula ketergantungan beberapa negara pada bahan bakar fosil impor.
Di samping itu, perkembangan teknologi baterai serta otomotif listrik membantu mengurangi kebutuhan impor minyak di Cina, sedangkan kemajuan dalam teknologi shale gas telah mendorong AS bertransformasi menjadi eksportir energi terbarukan.
Namun demikian, beberapa tahun terakhir ini telah mengalami pertambahan yang konsisten dalam hal kegiatan inovasi, di mana pengeluaran untuk riset dan pengembangan energi baik oleh sektor publik maupun swasta meningkat dengan angka rata-rata 6% setiap tahunnya.
Meskipun demikian, diprediksikan bahwa pertumbuhan tersebut akan mereda di beberapa negera berkembang tahun lalu. Berbagai bidang, contohnya industri otomotif dan tenaga terbarukan, sudah melebihi laju pertumbuhan ekonomi dari segi penelitian dan pengembangan (R&D), sedangkan sektor-sektor lain seperti produksi beton, besi baja, perjalanan udara, serta logistik masih kurang memperkuat investasi mereka dalam teknologi ramah lingkungan dengan emisi rendah.
Investasi dalam bidang teknologi energi pun mengalami peningkatan yang mencolok. Dana ventura (VC) di sektor ini meningkat lebih dari enam kali lipat antara tahun 2015 sampai 2022, jumlahnya bahkan menyamai total riset dan pengembangan energi pemerintah secara keseluruhan.
Akan tetapi, arus investasi ini menunjukkan penurunan melebihi 20% pada tahun 2023 dan 2024, seiring dengan situasi finansial yang kian memburuk.
"Bermacam-macam teknologi saat ini sepertinya telah dekat dengan pasaran, memberikan harapan bagi peningkatan dalam aspek keselamatan energi, kemudahan akses, serta berkelanjutan pada akhirnya. Akan tetapi, diperlukan modal, entah itu berasal dari pihak publik atau pun swasta, guna mengoptimalkan solusi-solusi baru tersebut. Keuntungan pengembangan modal ini mungkin tak langsung terlihat secara instan, namun hasilnya pasti akan bertahan cukup lama," ungkapnya.
Bidang teknologi kecerdasan buatan (AI) adalah satu-satunya area yang mencatat peningkatan dalam investasi, walaupun kemungkinannya bisa menyebabkan perpindahan dana dari sector energi.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa China sudah melampaui Jepang dan Amerika Serikat menjadi pemimpin global dalam hak paten energi mulai tahun 2021, di mana mayoritas fokus mereka tertuju pada teknologi beremisi rendah.
Patent global untuk teknologi beremisi rendah sejak tahun 2000 bertambah dengan kecepatan yang mencapai 4,5 kali lipat dibandingkan patent terkait bahan bakar fosil.
Pada saat yang sama, Amerika Serikat menjaga keragaman portofolio inovasinya pada bidang energi fosil serta energi terbarukan, sementara Eropa lebih giat dalam mengerjakan proyek-proyek teknik dengan skala besar.
Proyek-demo proyek teknologi energi berukuran besar sangat krusial dalam proses komersialisasi teknologi terbaru. Sampai dengan tahun-tahun ini, dana publik dan pribadi yang diinvestasikan ke dalam proyek-proyek semacam itu sudah mendekati angka US$60 miliar.
Akan tetapi, banyak dari proyek tersebut masih mengalami keterlambatan akibat inflasi dan ketidakstabilan kebijakan, serta 95% dana yang tersedia hanya berkonsentrasi di Amerika Utara, Eropa, dan China.
IEA menekankan bahwa untuk mempertahangkan laju inovasi di sektor energi dibutuhkan kebijakan yang lebih berfokus pada meningkatkan investasi dalam riset dan pengembangan energi oleh pemerintah, serta mendukung para pencipta teknologi melewati berbagai tahapan siklus ekonomi.
Kolaborasi global diperlukan untuk mengakselerasi pengembangan serta penjualan proyek-proyek contoh teknologi energi terbarukan.
0 Komentar