Asteroid 2024 YR4 Setinggi Gedung 15 Lantai, Risiko Bentrok dengan Bulan Meningkat

cimporong.com , Jakarta - Selama beberapa minggu di bulan Januari dan Februari yang lalu, Asteroid 2024 YR4 Telah menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat dunia. Alasannya, para ahli astronomi memperkirakan bahwa asteroid tersebut berpeluang 1:83, atau sekitar satu persen, untuk bertubrukan dengan Bumi pada Desember 2032 mendatang. Perhitungan ini dilakukan pada bulan Desember tahun 2024.

Para ahli dari NASA juga segera mengeluarkan peringatan meskipun mereka sadar bahwa kemungkinannya dapat berkurang manakala jarak dan pengukurannya menjadi lebih tepat. Lalu, menjelang akhir bulan Februari, mereka telah dapat memastikan bahwa kesempatan asteroid tersebut bertubrukan dengan Bumi nyaris nihil.

Baru-baru ini, kesempatan semakin meningkat bagi potensi tabrakan asteroid dengan bulan. Persentasenya naik dari 1,7% sesuai hitungan akhir Februari hingga menjadi 3,8% berdasarkan analisis terbaru menggunakan informasi yang diperoleh. Teleskop James Webb Dan teleskop yang ada di Bumi, seperti yang disebutkan dalam rilis NASA pada tanggal 2 April 2025.

Namun, terdapat kesempatan yang jauh lebih tinggi, yaitu 96,2%, agar peristiwa bentrokan tersebut tidak berlangsung. Bahkan jika hal ini tetap terjadi, NASA percaya bahwa kemungkinan tabrakan yang sangat rendah tersebut tidak akan mengubahorbit bulan.

Menurut pengamatan yang dilakukan dengan Teleskop James Webb, perkiraan diamater asteroid YR4 2024 telah diperbaharui menjadi antara 53 sampai 67 meter. NASA menjelaskan bahwa ini setara dengan bangunan bertingkat sepuluh, namun Andy Rivkin dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins menambahkan, “Seukuran kira-kira 60 meter tersebut mirip dengan sebuah gedung berlantai lima belas.”

Temuan pengamatan sebelumnya dengan teleskop di Bumi memperkirakan diameternya antara 40 sampai 90 meter. Observasi optikal yang dilakukan mengenali objek asteroid tersebut melalui pantulan cahayanya. Namun, Teleskop Luar Angkasa James Webb dapat memberikan detail yang lebih akurat karena mampu mendeteksi obyek ini baik pada spektrum panas (infra merah) ataupun sumber cahaya visualnya.

Teleskop James Webb juga membantu astronot dalam mengamati kecepatan pemanasan dan pendinginan dari bebatuan luar angkasa tersebut. Rivkin menyatakan karakteristik termal di 2024 YR4 berbeda dibanding dengan mayoritas asteroid lainnya. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh putaran yang cukup cepat serta permukaannya dipenuhi batu-batu sebesar kepalan tangan atau bahkan lebih besar, bukan debu halus menurut lanjutan Rivkin.

Rivkin menyebutkan bahwa mengamati asteroid seperti 2024 YR4 menggunakan teleskop James Webb sangat berharga bagi para peneliti dalam merancang cara di mana teleskop luar angkasa tersebut dapat mendukung usaha perlindungan bumi dari ancaman meteorit atau objek ruang angkasanya apabila ditemukan "penghantam potensial" lainnya di masa depan.

"Berdasarkan hal tersebut, kami sekarang mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang bentuk dari asteroid ini," ujarnya kepada Space .

Keseluruhan temuan penelitian mengenai pengamatan asteroid 2024 YR4 dengan Teleskop James Webb telah dirilis di jurnal tersebut. Research Notes milik AAS.

0 Komentar