4 Hewan dengan Siklus Breeding yang Panjang, Angka Populasi Mereka Terancam!

Dalam kingdom animalia, keberhasilan dalam berkembang biak adalah faktor krusial untuk menjamin jumlah individu dan kelanjutan hidup suatu jenis. Akan tetapi, terdapat sejumlah hewan dengan ritme perkawinan yang lebih lambat, baik disebabkan oleh waktu dewasanya yang baru dicapai setelah periode tertentu, ataupun jarak antar persalinan yang lumayan lama.

Reproduksi yang tertunda sering kali menyebabkan populasi binatang menjadi sangat rawan terhadap ancaman kepunahan, oleh karena itu diperlukan upaya konservasi untuk memastikan pengawasan secara kontinu. Di bawah ini adalah sejumlah spesies hewan dengan laju perkembangan biologis yang paling lama dan dampaknya telah tercermin dalam ukuran populasinya yang kecil.

1. Gajah

Ternyata gajah adalah salah satu mamalia darat yang mempunyai siklus reproduksi paling lama bila dibandingkan dengan hewan darat lainnya. Betina gajah hanya dapat berkembang biak setelah berusia sekitar 10 sampai 15 tahun dan mereka mengalami masa kehamilannya selama kurang lebih 22 bulan, yakni jauh lebih panjang dari semua spesies mamalia di Bumi.

Sebuah gajah betina biasanya baru dapat menghasilkan seekor anak gajah setiap 4 hingga 5 tahun sekali. Durasi persalinan yang lama pastinya menyulitkan pertumbuhan jumlah populasi gajah secara signifikan, apalagi disertai dengan ancaman perburuan serta penurunan lahan tempat tinggal yang kian memperparah situasinya.

2. Orangutan

Ternyata orangutan mengalami siklus reproduksi yang sangat lama apabila dibandingkan dengan jenis primata lain. Ini disebabkan oleh fakta bahwa betina orangutan baru mulai berkembang biak saat berusia kira-kira 15 tahun dan biasanya hanya mempunyai seekor anak sekali dalam jeda waktu antara 6 hingga 9 tahun, menjadikan periode tersebut relatif panjang.

Anak orangutan umumnya sangat tergantung pada ibunya selama jangka waktu yang panjang, sehingga betina tidak dapat langsung memiliki anak lagi. Hal ini menyebabkan pertumbuhan populasi mereka menjadi lebih lamban dan rentan berkurang karena faktor seperti pemburuannya atau hilangnya habitat hutan.

3. Hiu putih

Tidak mengherankan jika hiu putih menjadi salah satu predator laut yang sangat dikenal, karena mereka memiliki siklus hidup yang lama serta pertumbuhan yang agak lambat. Betina dari jenis ikan hiu ini hanya mencapai kedewasaan seksual saat berusia antara 15 sampai 33 tahun, meskipun hal tersebut dapat bervariasi tergantung pada spesifiknya masing-masing tipe hiu.

Durasi kehamilan pada hiu putih berkisar antara 12 sampai 18 bulan dan umumnya mereka hanya mempunyai beberapa bayi setiap kali bertelur. Hiuj putih sangat rawan terhadap eksploitasi seperti pemburuannya untuk diperdagangkan siripnya, kondisi ini nantinya dapat membawa kepada pengurangan jumlah populasi dengan cepat.

4. Kakapo

Kakapo adalah jenis paruh bengkok jarang asli dari Selandia Baru yang dikenal karena siklus perkawinannya yang istimewa dan amat lama. Burung ini baru bereproduksi sekitar dua hingga empat kali dalam satu tahun, bergantung pada kelimpahan sumber makanan mereka di alam liar, yaitu biji-bijian dari pohon rimu.

Betina dari jenis burung Kakapo umumnya menghasilkan telur dalam jumlah rendah, yakni antara 1 hingga 4 butir per musim perkawinan. Karena proses reproduksinya yang sangat lambat serta populasi mereka yang terbatas, tak mengherankan jika Kakapo termasuk salah satu spesies burung berisiko tinggi punah di planet ini.

Hewan yang melakukan proses perkawinan pada tahapan yang lambat umumnya memiliki populasi yang sangat sensitif terhadap berbagai gangguan lingkungan serta aktivitas manusia. Hal ini wajar jika penurunan jumlah individunya dan durasinya lama dalam proses perlekajian dapat memicu kerentanan mereka terhadap kepunahan. Dengan adanya proteksi atas tempat tinggal mereka dan pencegahan dari bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh keberadaan manusia, dipercayakan bahwa spesies-spesies tersebut masih mampu bertahan hidup bagi generasi masa depan di alam bebas!

0 Komentar