10 Hewan Unik di Balik Bebatuan: Dari Amphibi hingga Insekta

Tersembunyi di balik bebatuan yang nampak tenang dan mati itu, sesungguhnya ada sebuah ekosistem mini yang dipenuhi dengan aktivitas hidup. Berbagai jenis binatang menggunakan permukaan bawah batu sebagai pelindungan dari pemangsanya, untuk menjaga tingkat kelembaban kulit, atau bahkan menjadi rumah bagi mereka.

Mulai dari serangga kecil sampai amfibian dan reptil, masing-masing spesies ini punya metode adaptasi khusus untuk bertahan dalam habitat sembunyinya. Artikel ini bakal membahas sejumlah hewan yang memilih dasar bebatuan sebagai tempat tinggal bersama penyebab di balik pemilihan tersebut, seperti disampaikan pada situs Wildlife Informer.

1. Ular

Ular merupakan reptil yang dapat ditemukan dalam berbagai lingkungan seperti hutan, padang pasir, serta rawa-rawa. Beraneka jenis ular sering kali memilih area tersembunyi di balik batu sebagai pelindung dari predator, kontrol temperatur badan ataupun hanya untuk bersantai.

Sisik pada ular bertindak sebagai pelindung terhadap permukaan yang kasar, sedangkan struktur badannya tanpa kaki membolehkan pergerakan yang efektif di segala jenis area, seperti pasir dan retakan dalam bebatuan.

Beberapa ular bisa menyembunyikan diri mereka di balik bebatuan dan beberapa dari jenis ini mungkin memiliki racun, layaknya ular derick. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk selalu waspada ketika memindahkan atau mengambil bebatuan di daerah dengan tingkat infestasi ular yang tinggi.

2. Katak

Katak, sama seperti kodok, merupakan hewan amfibi; akan tetapi, mereka terpisah dengan ciri khas memiliki kulit yang licin dan basah serta lebih memilih habitat perairan. Katak biasanya berkamuflase di balik batu-batu yang ada di area mata air agar bisa menjaga kelembapan tubuh dan melindungi diri dari pemangsa.

Katak bersuhu badan bervariasi sesuai lingkungan sekitarnya, atau disebut juga katak berdarah dingin, oleh karena itu tempat berteduh seperti batu alami amat diperlukan bagi pengaturan suhu tubuh mereka. Kebanyakan spesies katak ini lebih banyak beraktivitas saat malam tiba dan biasanya menerka mangsa seperti serangga, hewan tidak bertulang belakang kecil serta kadang-kadang hewan berkotolukisan mini. Mereka membawa mangsanya dengan cara melesurkan lidah panjangnya secara kilat.

3. Kodok

Kodok merupakan hewan amfibi dengan karakteristik kulit berbentuk gelombang yang mudah kering. Mereka biasa ditemui dalam habitat yang lembab contohnya di balik batu-batu, tempat tinggal tersebut memudahkan mereka untuk menjaga kelembaban tubuh serta menghindari penderitaan akibat dehidrasi.

Mayoritas katak merupakan pemakan daging, mengonsumsi serangga, cacing, serta hewan tidak bertulang belakang kecil lainnya. Mereka menangkap prey dengan menggunakan lidah yang panjang dan lengket secara akurat.

Saat merasakan ancaman, sejumlah katak akan memproduksi zat beracun dari kelenjar yang ada di permukaan kulitnya. Racun ini mampu menimbulkan gangguan ataupun sakit pada musuh alami maupun manusia.

4. Kadal

Kadal merupakan bagian dari keluarga salamander yang terkenal memiliki kebiasaan hidup semi- akuatik. Walaupun banyak spesies ini menghabiskan waktu cukup lama di dalam air, mereka juga kerap menyembunyikan diri di balik batu-batu di daratan untuk menjaga keselamatan dan kelembaban tubuh.

Berbeda dengan salamander, kadal memiliki kulit yang kering, lebih keras, dan tak ber-sisik. Biasanya mereka mengonsumsi serangga, cacing, serta invertebrata kecil; sesekali juga makanikan ikan atau amphibian kecil.

Istilah kadal memiliki fungsi signifikan dalam menyeimbangkan jumlah serangga pengganggu serta umumnya dapat ditemui di sekitar telaga, aliran air, dan area hutan dengan kelembaban tinggi.

5. Salamander

Hai salamander merupakan hewan melata yang memerlukan habitat basah demi pemenuhan akan kebutuhan kulit serta proses perkotasannya. Berbagai jenisnya sering kali terlihat menyembunyikan diri di balik batu-batu untuk tetap menjaga tingkat kelembaban tubuh dan pula sebagai upaya dalam mengelak dari musuh-musuh alami mereka.

Binatang tersebut menetaskan telurnya di dalam air, sementara keturunannya biasanya tumbuh menjadi larva akuatik sebelum beralih hidup di darat. Berbeda dengan ular, salamandra tak mempunyai sisik atau kukul, serta mobilitas mereka sangat tergantung pada kulit halus dan basah mereka.

Beberapa jenis, seperti Salamander Harimau Timur, menjalani kehidupannya yang dewasa terutama di daratan, meskipun masih sangat membutuhkan sumber air di lingkungan mereka.

6. Cicak

Gekko merupakan reptil bertubuh bersisik dengan kukur jemuran yang membolehkan mereka merayap serta menggali dengan mudah. Berbagai jenis biasanya menyembunyikan diri di balik batu untuk melindungi diri dari pemangsa, cuaca panas atau dingin ekstrim, ataupun saat istirahat musiman.

Ia memiliki sifat ektotermik, bergantung pada sumber panas dari luar tubuhnya untuk menjaga temperatur badannya. Jenis-jenis cicak seperti pagar dan skink yang biasanya ditemui di balik batu, adalah pemakan serangga serta hewan tidak bertulang belakang berukuran kecil. Batu-batu memberikan lingkungan tempat tinggal mikroskopis yang aman dan terjaga bagi kelanjutan hidup mereka.

7. Laba-laba

Laba-laba yang hidup di permukaan tanah, misalnya laba-laba serigala, biasanya membuat sarang mereka di balik atau di bawah batu-batuan guna berburu mangsanya. Arahna tersebut tak menyusun jaring untuk menjebak makanannya; sebalinya, mereka menggunakan kelucutan diri dan kecekatan untuk mengejar serta mendapatkan serangga dan hewan-hewankecil lain sebagai sumber pangan.

Labah-labah mempunyai delapan kaki serta taring yang bisa menginjeksikan racun guna melemahkan prey-nya. Sebagian besar jenis yang terdapat di balik batu umumnya tak membahayakan manusia, namun tetap waspada sebab ada juga species semacam laba-laba recluse pada area tertentu yang sanggup menimbulkan gegar medis dengan gigitannya.

8. Kumbang

Kumbang serta sejumlah jenis serangga lain biasanya menemukan perlindungan di balik batu untuk melarikan diri dari pemangsanya dan kondisi alam yang kasar. Kebanyakan kumbang bertugas sebagai dekomposer, menyantap material tumbuhan maupun hewani yang telah meninggal, membantu dalam putaran nutrisi di ekosistem tersebut. Ada pula beberapa spesies kumbang pemburu yang mengejar mangsa berupa serangga-serangga ukuran lebih kecil.

Walaupun kebanyakan serangga yang tersembunyi di bawah bebatuan tidak berbahaya, ada juga beberapa jenis yang bisa menyerang atau gigit kalau dirusakkan. Membuka bebatuan akan membongkar kerja keras makroekosistem serangga, mulai dari semut sampai tungau kayu, semua saling bergantung dan menjalankan tugas masing-masing dalam lingkungan tersebut.

9. Cacing

Cacing tanah serta tipe-tipe cacing lain memiliki fungsi vital di dalam ekosistem tanah. Mereka menelan materi organik yang telah rusak, kemudian merombaknya jadi zat-zat gizi yang kaya akan nutrisi untuk tanah.

Cacing kerap ditemui di balik batu-batu, tempat tingkat kelembapan cenderung lebih tinggi, menciptakan kondisi sempurna untuk pertumbuhan mereka. Lubang-lubang yang digali oleh cacing memperbaiki drainase tanah, mendukung pergerakannya air serta masuknya akar tumbuhan. Peranan cacing amat krusial dalam pemeliharaan ekosistem yang seimbang dan menjadi sumber nutrisi bagi berbagai jenis fauna seperti burung dan amphibian.

10. Seribu kaki dan kelabang

Seratuskaki dan kalajengking merupakan jenis arthropoda yang umumnya bisa ditemui berkeliaran di balik batu-batu besar. Seratuskaki bertindak sebagai pemutus sirkuit materi organik dengan mengonsumsi tumbuhan mati dan mampu memiliki sampai 400 kaki, bergantung pada ragam species-nya. Di lain pihak, kalajengking lebih suka menjadi predator yang mencari-cari serangga kecil lalu membunuh mangsanya dengan senjata racun mereka yaitu sepasang palunya.

Kelabang umumnya mempunyai jumlah kaki yang kurang dari seribu, yaitu satu pasang kaki untuk setiap segmen badannya. Walaupun kebanyakan jenis tidak berbahaya, ada beberapa kelabang yang bisa menggigit apabila digangu, sehingga menimbulkan rasa nyeri atau iritasi lembut.

Apabila Anda telah berkeliaran di dalam hutan atau bahkan hanya di bagian belakang rumah, ambillah sebuah batu dan teliti apa yang terdapat di bawahnya. Amati dengan seksama untuk mengetahui spesies hewan mana yang mungkin berteduh di sana.

Ingatlah, kau takkan pernah tahu apa yang tersembunyi di bawah sana. Walaupun kejadiannya jarang, bisa jadi ada hal yang dapat menggigit. Oleh karena itu, tetaplah berwaspada dan hati-hati.

0 Komentar