Rupiah Jatuh ke Titik Terendah Sejak 1998: Mengungkap Akar Masalah

cimporong.com , JAKARTA — Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sudah merosot dan bahkan menyentuh posisi terendahnya semenjak krisis finansial tahun 1998. Beberapa penyebab di balik pelemahannya nilai rupiah ini dapat diringkas sebagai berikut:

Dilansir dari Bloomberg , rupiah Sempat merosot 0,5% hingga mencapai posisi Rp16.642 per dolar AS pada hari ini, Selasa (25/3/2025). Angka tersebut menandakan titik terendah nilai rupiah menghadapi dolar AS sejak krisis finansial yang terjadi pada Juni 1998.

Sekadar informasi, rupiah sudah melemah lebih dari 3% sejak awal tahun ini. (year to date /YtD), membuatnya menjadi salah satu dari mata uang berkinerja terendah di antara pasar negara berkembang.

Penguatan nilai tukar rupiah mulai menurun sejak semester terakhir tahun kemarin, utamanya disebabkan oleh berkurangnya minat para investor internasional pada perekonomian Indonesia. Hal tersebut dipicu oleh adanya ketakutan akan kebijakan-kebijakan ekonomi yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI Prabowo Subianto, dan juga khawatir mengenai peningkatan pengaruh militer dalam struktur sosial masyarakat sipil.

Berikut beberapa langkah kebijakan populis milik Prabowo setelah dilantik pada Oktober 2024, salah satunya adalah implementasi program pangan bernutrisi gratis (PBG), yang menguras dana mencapai USD 30 miliar tiap tahunnya. Baru-baru ini, Defisit Anggaran Pemerintah Berdasarkan Perimbangan Negara (APBN-PN) telah dekat dengan ambang maksimum yaitu sekitar 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Mata uang mungkin tertekan oleh kekhawatan fiskal," ungkap Moh Sionf Sim, Kepala Strategi Mata Uang di Bank of Singapore menurut laporan tersebut. Bloomberg pada Selasa (25/3/2025).

Di samping itu, ada keresahan tentang kemungkinan terjadi pengiriman ulang dividenden secara musiman oleh investor asing di bursa saham.

Pergerakan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen-sentimen di kancah global, termasuk keputusan presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang tariff. Ia mengestimasikan hal ini. Bank Indonesia (Akan tetap mengendalikan fluktuasi rupiah yang tidak perlu sebelum pengungkapan tariff yang kemungkinan besar akan diumumkan Trump pada tanggal 2 April 2025.)

Penurunan nilai tukar rupiah turut dialami bersamaan dengan penurunan bursa saham di Indonesia yang menunjukkan aliran dana asing keluar melebihi $2 miliar. Selain itu, surat utang Indonesia juga mencatatkan kinerja yang kurang baik dibandingkan dengan surat utang pemerintah Amerika Serikat dalam setahun ini.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) tetap berada dalam zona merah, mengalami penurunan sebesar 12,98% sejak perdagangan perdananya pada tahun 2025. Net sell Aset di bursa saham telah mencapai nilai sekitar Rp33 triliun sampai Senin (24/3/2025).

"Kecemasan di pasar saham dan ketakutan terus-menerus mengenai defisit bisa membuat fluktuasi nilai tukar rupiah menjadi lebih tidak stabil dalam jangka waktu singkat," ujar Senior APAC Market Strategist BNY Wee Khoon Chong.

BI sudah menjalankan beberapa tindakan campur tangan di pasar mata uang asing spot. domestic non-deliverable forward (DNDF) serta pasar obligasi digunakan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Bank Indonesia Fitra Jusdiman menyatakan bahwa lembaganya telah melakukan campur tangan secara agresif namun tetap terkendali guna menjamin keseimbangan antara suplai dan demand mata uang asing. Tujuannya adalah juga untuk meningkatkan keyakinan dalam lingkungan pasar lokal.

Sehubungan itu, bank sentral menyalakan penurunan nilai tukar rupiah ke keraguan global, yang meliputi pungutan bea dan cukai tersebut. Donald Trump serta keputusan tingkat suku bunga The Fed yang mungkin akan lebih tegas.

0 Komentar