Perjuangan Kakek 73 Tahun Menghadapi Segala Rintangan untuk Mudik ke Lampung demi Cucunya

Perayaan mudik Lebaran merupakan suatu rutinitas tahunan yang ditunggu oleh banyak famili, dan tak jarang individu tersebut dengan senang hati menghadapi berbagai kesulitan hanya agar dapat kembali ke desanya masing-masing demi bertemu anggota keluarganya.

Sama seperti Atmawijaya, sang kakek berusia 73 tahun ini. Dia dengan senang hati melakukan perjalanan panjang dari Tangerang ke Lampung sendirian di atas sepeda motor melewati Pelabuhan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten pada hari Kamis (27/3) dinihari.

Bukan hanya itu saja, Atmawijaya juga mengantarkan berbagai macam pakaian dan perlengkapan dapur yang mencapai bobot hampir 60 kilogram dengan menggunakan keranjang kayu pada bagasi belakang motornya sebagai hadiah buat sang cucu-cucunya.

"Atmawijaya bercerita bahwa dia datang dari Tangerang dengan tujuan menuju Lampung, tepatnya hingga Curug Betung. Barang yang dibawa berisi pakaian dan perlengkapan dapur untuk keluarganya di sana; total bobot barang tersebut kurang lebih mencapai 60 kilogram. Dia akan melakukan perjalanan bersama anak-anaknya yang sedang dalam perjalanan bisnis di Tangerang. Pada hari raya Idul Fitri kali ini, ia ingin berkumpul bersama keluarganya di Lampung." katanya kepada kami ketika ditemui di Pelabuhan Ciwandan pada hari Kamis tanggal 27 Maret pagi itu.

"Sekalian awalnya nggak pengen pulang, tetapi sang anak-anak malah berbondong-bondong bertanya ' kek kapan pulang kek? "Mereka ingin bertemu dengan buyutnya, jadi ini adalah hadiah untuk cicitnya," lanjutnya.

Upaya dan kegigihan Atmawijaya dalam berjumpa dengan anak-anaknya serta cucu-cucunya tampak melalui senyumannya, walaupun ia perlu melakukan perjalanan selama hampir 9 jam dari Tangerang menuju desanya.

Ia bahkan terpaksa mendorong motornya kurang lebih 2 kilometer sampai ke Pelabuhan Ciwandan lantaran bannya kempes dan tidak ditemukan tukang tambal ban di sepanjang rute yang dilaluinya.

"Atas jalan barusan itu kebocoran ditemui, pernah ditabrak lalu dipaksakan hingga kesini, kurang lebih 3 kilometer ini dipaksakan. Dari tempat ini (Pelabuhan Ciwandan) nanti pun tetap akan dipaksakan sampai tujuan akhir (pelabuhan) Bakauheuni. Di Bakauheuni baru deh mencoba cari tukang penambal ban, disini sudah semuanya tutup karena jam operasional telah berakhir," jelaskan Atmawijaya dengan senyum mengembang walaupun berkeringat banyak.

Keinginan untuk berkumpul dengan anak-anak dan cucunya pada hari Lebaran mendorong Atmawijaja tetap pergi meskipun sepeda motor miliknya sedang mengalami masalah dan ia harus membawa beban yang cukup berat.

Lebih lanjut, Atmawijaya telah melalaikan perayaan Idul Fitri bersama anak dan cucunya di Lampung selama beberapa tahun terakhir ini.

"Sangat ringan kok, sudah terbiasa membawa beban yang lebih berat. Semua demi masa depan cucu-cucuku. InsyaAllah masih cukup stamina untuk perjalanannya. Harap-harap cepat semoga tiba dengan selamat agar dapat berkumpul bersama anak dan cucu-cucuku, belum pulang kampung ke Lampung dalam beberapa tahun ini, tahun lalu malah sempat ke Jawa," katanya tegas.

0 Komentar