Pengabdian Suci Dicairkan dengan Darah

Pemimpin Lembaga Kurang Mampu Terharu Di Depan Para Korban

JAYAPURA - Ketua Yayasan Serafim, Nehes Jhon Falo, tidak dapat mengendalikan air mata ketika melihat mayat Rosalina Rerek Sogen, seorang guru yang turut menjadi korban serangan dari Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB), yang saat ini dipugar di Rumah Sakit Marthen Indey, Jayapura pada hari Senin (24/3) setelah berkunjung.

Jhon menyatakan bahwa insiden horor tersebut telah menusuk jantung dari seluruh anggota keluarga Yayasan Serafim. Rosalina merupakan seorang pengajar yang dipilih oleh yayasan guna mendidik anak-anak di pelosok pedalaman Papua, lebih spesifik lagi di desa Anggruk, kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Misi mereka adalah untuk memberikan pendidikan kepada pemuda-pemudi setempat dan meningkatkan pengetahuan mereka, terlebih bagi mereka yang tinggal di area paling terisolir. Akan tetapi, upaya luar biasa itu akhirnya ditandai dengan rintih duka.

“Mewakili Yayasan Serafim, kami ikut merasa duka mendalam terkait kejadian ini. Setiap korban merupakan bagian dari keluarga besar kita,” ungkap Jhon sambil suaranya gemetaran saat berada di morgue pada hari Senin (24/3).

Untuk menunjukkan apresiasi dan ucapan terima kasih atas dedikasinya yang luar biasa serta kesetiaan Rosalina, yayasan Serafim berencana untuk memindahkan jenasahnya menuju desanya asli yaitu Bantala, di Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Sebagai ayahnya, saya pribadi bertanggung jawab untuk mendampinginya hingga ke desa asal kami. Dia adalah putraku, dan ini merupakan bagian dari tugas saya sebagai orang tu mereka di tanah Papua," ungkap Jhon sambil menutupi wajah yang terlihat sedih.

Proses repatriasi mayat sudah ditangani oleh Yayasan Serafim bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo.

0 Komentar