Negosiasi Rusia-AS Tentang Perang Ukraina Selesaikan Dalam 12 Jam

cimporong.com , Jakarta - Kedua negara, Rusia dan Amerika Serikat, menyelesaikan pembicaraan mereka yang berjalan selama lebih dari 12 jam di pusat pemerintahan Arab Saudi, Riyadh, pada hari Senin kemarin, sebagaimana diberitakan. Anadolu dan The Moscow Times .

Rapat itu adalah yang paling lama dari rangkaian pembicaraan antara kedua negeri ini yang berawal pada tanggal 18 Februari dengan bertemu antara Menteri Urusan Luar Negera Rusia dan Asisten Mentri Luar Negeri Amerika Serikat.

Sementara negosiator dari Ukraine menanti tidak jauh, satu hari setelah pertemuan mereka dengan delegasi AS, kedua belah pihak Amerika Serikat dan Rusia berkumpul di Riyadh. Isu utama dalam pembicaraan tersebut adalah gencatan senjata untuk Laut Hitam.

Dikabarkan delegasi dari Rusia dan Amerika Serikat sedang merancang sebuah pernyataan bersama yang akan diumumkan pada Selasa, 25 Maret 2025.

Sebelum rapat itu berlangsung, salah seorang kepala delegasi Rusia, Grigory Karasin, mengutarakan keinginannya agar mereka dapat menuntaskan "paling tidak satu masalah," walaupun ia enggan merinci lebih lanjut tentang masalah apa yang dimaksud.

Dalam sebuah pernyataan tersendiri, asisten presiden Rusia Yury Ushakov menegaskan bahwa tujuan utama dari pertemuan tersebut adalah "untuk mempersiapkan proyeksi potensi implementasi berbagai inisiatif penting tentang keamanan navigasi di Laut Hitam." Hal ini disebabkan oleh konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina dan berkaitan erat dengan inisiatif biji-bijian Laut Hitam saat ini.

Presiden Donald Trump mendukung agar segera menuntaskan perang yang telah berlangsung selama tiga tahun dan ia berharap sesi negosiasi baru-baru ini dapat membuka pintu menuju kesepakatan.

Tim perunding dari Ukraina berharap untuk bertemu kembali dengan tim Amerika Serikat pada hari Senin, menurut sumber di Kyiv. Ini merupakan indikator bahwa beberapa kemajuan mungkin sudah dicapai.

Dalam ronde diskusi terdahulu pada bulan ini di Jeddah - beberapa hari setelah perseteruan di Gedung Putih antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan Trump - Kyiv sepakat untuk menghormati gencatan senjata selama 30 hari seperti yang diajukan Amerika Serikat, namun hal itu kemudian dibantah oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pejabat saat ini tengah menguji kelayakan untuk mereaktivasi Inisiatif Laut Hitam, suatu perjanjian yang membolehkan pengiriman ratusan ribu ton ekspor gandum serta produk pangan lainnya melalui dermaga di Ukraina.

"Inisiatif Laut Hitam dan seluruh elemen berkaitan dengan penerapan kembali inisiatif tersebut termasuk dalam daftar pembahasan hari ini," jelas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat konferensi pers harian.

Proposal ini dari Presiden Trump yang telah disetujui oleh Presiden Putin. Berdasarkan mandat tersebutlah rombongan kita berangkat menuju Riyadh.

Diskusi antara AS-Ukraina dan AS-Rusia pada awalnya dirancang untuk dilaksanakan secara paralel agar dapat menghadirkan kesempatan bagi diplomasi silang, sementara Amerika Serikat bergantian menjadi tuan rumah bagi kedua tim tersebut. Tetapi, pertemuan itu akhirnya diselenggarakan berturut-turut.

Moskow bergerak menuju diskusi dengan Arab Saudi usai mendekati pemerintahan Washington di bawah Kepresidenan Trump, hal ini meningkatkan keyakinan Kremlin.

Peskov menyampaikan pada Ahad bahwa "potensi kolaborasi yang saling menguntungkan di berbagai sektor antar negara kita tak bisa diperkuat lagi."

"Meskipun kita mungkin tak sependapat di beberapa masalah, namun itu bukan alasan untuk meninggalkan sesuatu yang mutually beneficial," katanya.

0 Komentar