Gregoria Bersemangat: Dari Bayi hingga Semifinal All England 2025, Perjuangan Memukau Pasukan Tunggal Putri Indonesia

Laman laksamana.id menyebutkan bahwa perempat final memberikan peluang kepada Gregoria Mariska Tunjung untuk menciptakan prestasi baru yang mengukuhkan kembali kemunculan atlet bulu tangkis wanita di Indonesia.

Gregoria Mariska Tunjung secara konsisten membawa angin segar ke sektor yang telah lama tidak bergerak di dunia bulu tangkis tanah air.

Gregoria adalah pemain tunggal putri Indonesia pertama yang berpartisipasi dalam acara Finals sejak awal tahun millenial, mencapai peringkat ke-10 dunia untuk kali pertama sejak 2009, dan juga merupakan juara pertama dari turnamen Super Series atau kesetarinya.

Pada tahun lalu, Gregoria belum mengakhiri prestasinya sebagai pemain bulu tangkis tunggal putri pertama dari Indonesia yang memenangkan medali bronze di Olimpiade sejak Maria Kristin Yulianti pada 2008.

Hari ini, langkah Gregoria semakin dekat untuk menciptakan kejutan besar berikutnya.

Pemain berasal dari PB Mutiara Cardinal Bandung tersebut memiliki kesempatan untuk menjadi pemain tunggal putri pertama Indonesia yang berhasil mencapai babak semifinal All England dalam waktu yang sangat lama.

Berdasarkan pencarian yang dilakukan oleh laksamana.id melalui situs web tersebut, hal ini mencakup informasi sebagai berikut: BWF Tournament Software , entri terbarunya muncul pada All England Open 2000.

Pada kompetisi yang berlangsung pada bulan Maret, Mia Audina berhasil mencapai tahap perempat final sebelum akhirnya terhenti oleh Gong Zhi Chao (Cina) dengan skor 6-11, 4-11.

Sebagai perbandingan, ketika mantan bocah ajaib Indonesia tersebut mencapai prestasinya, Gregoria, yang lahir di Wonogiri pada tanggal 11 Agustus 1999, masih berumur tujuh bulan.

Sejatinya Mia Audina meraih prestasi serupa di tahun 2004, 2005, dan 2006. Namun, ketigakal tersebut telah membela Belanda.

Gregoria pun nyaris menuntaskannya pada dua gelaran sebelumnya namun ia selalu tersingkir di babak perempatfinal.

Ujicobanya terakhirkali malah beresiko tragis ketika Gregoria merengeutak-ngaretkan bahwa sinaran lampu kamera sangatmenganggu dirinya.

Gregoria pada akhirnya dikalahkan dengan skor 10-21, 22-20, dan 18-21 oleh Akane Yamaguchi (Jepang), anggota Fantastic Four yang telah mendominasi semifinal All England dalam tiga edisi berturut-turut.

Sekarang, Gregoria tiba dengan semangat yang berkali-kali lipat.

"Gregoria mengungkapkan harapannya untuk dapat tampil dengan bebas di pertandingan perempat final esok hari," demikian disampaikan kepada tim Humas dan Media PBSI.

"Picunya untuk memenangkan pertandingan berlipat ganda karena saya memiliki ambisi melampaui prestasi dari tahun sebelumnya," ungkap sang atlet setelah ia baru-baru ini mengakhiri status jomblo-nya tersebut.

Gregoria akan menjalani pertandingan yang sulit.

Pemain bernama panggilan Jorji tersebut akan menghadapi sekali lagi lawannya dari masa kompetisi junior yakni Han Yue asal Tiongkok.

Menurut catatan BWF Badminton , Gregoria dan Han Yue memiliki catatan yang sama-sama baik dengan setiap pemain telah memenangkan 4 kali dari total 8 pertandingan mereka.

Gregoria akan membawa misi balas dendam setelah mengalami kekalahan dalam pertandingan terakhir melawan Han di semifinal Arctic Open 2024 dengan skor 9-21, 21-16, 9-21.

Gregoria tidak berada dalam situasi seorang diri. Para pemudanya dari tanah air yang menetap di negeri Raja Charles pun turut memberikan dukungan padanya.

"Saya selalu menikmati bermain di All England, sejak masih kecil saya sudah menyadari bahwa ini adalah turnamen yang penting dan merupakan yang terlama dalam sejarah," ucap Gregoria.

"Lagipula, dukungan dari masyarakat Indonesia di sini, meski berada jauh dari tanah air, sungguh luar biasa dan hal ini memotivasi saya untuk menampilkan performa yang lebih baik lagi," ujarnya dengan tegas.

Semifinal All England Open 2025 akan digelar pada Jumat (14/3/2025) di Utilita Arena Birmingham, Birmingham, Inggris.

0 Komentar