
Laksamana.idFranscesco Bagnaia merasakan kecemasan sejak awal musim karena motor baru Ducati Desmosedici GP dirasanya tidak sesuai dengannya. Ia berjuang untuk mengimbangi laju Marc Marquez, yang berhasil memenangkan kedua balapan pembuka tersebut.
Hasil MotoGP Argentina 2025 kembali mengagetkan Bagnaia dengan realitasnya.
Tiga kali juara dunia tersebut sekali again dikalahkan oleh rekannya yang baru, Marc Marquez.
Marquez tetap sukses dengan memenangkan kedua seri berturut-turut tersebut dan juga meraih posisi start terdepan.
Posisi Marquez semakin mantap berada di pucuk klasemen MotoGP 2025.
Berbeda dengan Marquez, performa Bagnaia malah menurun.
Seandainya dia masih bisa meraih podium di Thailand, namun di Argentina ia tidak berhasil mendapatkannya.
Pembalap yang dilatih oleh Valentino Rossi tersebut lebih lambat daripada teman sepelatihnya, Franco Morbidelli (VR46).
Posisi Bagnaia yang finis di urutan keempat telah menjadi sebuah kekecewaan bagi dirinya.
Tidak heran, dia dikalahkan oleh Morbidelli dan Alex Marquez (Gresini), keduanya menyelesaikan balapan di posisi runner-up. Kedua pembalap tersebut menggunakan motor Ducati versi lama dibandingkan dengan Bagnaia yang membonceng GP24.
Selama semakin tidak nyaman dengan performanya di atas motor Ducati GP25, atau biasa dikenal sebagai GP24,9, Bagnaia membuat sebuah pengumuman yang mengejutkan.
Tidak tahu apakah itu sindiran karena gagal mengadaptasi diri dengan motor terbaru Si Merah Borgo Panigale atau sejujurnya, dia berniat untuk beralih kembali ke GP24 pada seri berikutnya, yaitu MotoGP Americas 2025.
Ya, Bagnaia menyatakan bahwa ia akan tetap menggunakan perangkat lunak dasar elektronik dan suspensi GP24 bukannya versi terbarunya tanpa merubah basis mesin motornya.
MotoGP Americas akan berlangsung akhir bulan ini, yaitu tanggal 28 hingga 30 Maret 2025, di Circuit of The Americas (COTA). Sirkuit ini dikenal sebagai arena dominasi Marc Marquez.
"Harapannya adalah untuk mendapatkan hasil yang melebihi ekspektasi dirinya sendiri. Namun, sejak awal perlombaan, ia malah merasakan kesulitan dalam menemukan irama balapnya," kata Bagnaia dilansir Laksamana.id dari GPOne.
Saya dan tim telah mencapai beberapa keberhasilan sepanjang akhir minggu ini namun ada hal penting yang belum tercapai.
Satu hal yang mencolok adalah pengendalian roda belakang, yang terbilang ganjil mengingat desain motor tetap hampir sama dengan model sebelumnya," ungkapnya.
"Kemungkinan besar, di awal seri berikutnya (GP Americas), saya akan menggunakan lagi (Ducati) GP 24 karena saat ini perasaan mengendarainya terasa sangat ganjil (pada GP25)," katanya.
Fakta bahwa Bagnaia dikalahkan oleh kedua pembalap menggunakan GP24 bukan satu-satunya indikasi adanya kelemahan dalam mengendalikan motor barunya terutama pada aspek feel atau sensasi berkendara.
Fabio Di Giannantonio, pembalap VR46 sekaligus pemegang gelar GP25, juga belum menunjukkan performa terbaiknya.
Diggia baru saja mengasapi Morbidelli saat mereka bertemu dalam balapan di Argentina kemarin.
Di samping itu, elemen pembalap pun bisa menjadi perbedaan.
Ternyata, Marquez dan Bagnaia beberapa kali menghadapi tantangan bersama terkait GP25 saat sesi uji coba pra-musim kemarin.
Namun setelah lomba dimulai, ternyata sampai saat ini Marquez sama sekali tidak mengalami hambatan apa pun sejak race pertama.
Dia cukup berhasil mengumpulkan segala sesuatu yang diperlukannya untuk mencapai performa optimal dari motor Ducati Desmosedici GP.
"Marquez begitu tangguh. Ia merupakan rival yang perlu diungguli," ujar Bagnaia mengenai posisi Marquez sebagai kandidat juara terdepan.
"Ketinggalan 31 poin tersebut telah cukup besar untuk ditembus. Kami perlu mengakui bahwa balapan berikutnya di Austin akan menjadi tantangan lebih kecil baginya karena dia begitu dominan di sana," ujarnya dengan sikap realistis.
Walaupun demikian, Bagnaia tak kehilangan harapan. Yang paling penting untuknya saat ini adalah mengembalikan perasaannya ketika balap menggunakan Ducati. Setelah itu, barulah ia akan memikirkan soal kemenangan.
Kami perlu mengatasi hal ini dengan cepat agar bisa menyusul kembali di klassemen.
"Kunci utamanya adalah menemukan kembali perasaanku sendiri. Sebab dengan hal tersebut, aku dapat bertarung untuk meraih juara dan tidak hanya menduduki posisi empat. Itu bukanlah tujuan yang kutuju, apalagi podium ketiga," ujar sang pembalap berasal dari Turin, Italia itu.
"Kita perlu terus konsentrasi dan mengingat bahwa kecepatan alami saya belum keluar. Saya paham betapa cepatnya kemampuan diri ini, maka kita harus atasi dulu persoalan kita," ungkap Pecco Bagnaia dengan tekad.
0 Komentar