Fabio Di Giannantonio Tetap Marah Meski Teman Juga Kesal dengan Manuver Morbidelli yang Kembali Buatnya Pusing

Laksamana.id Pembalap VR46, Fabio Di Giannantonio, tetap terganggu oleh rekan satu timnya, Franco Morbidelli, yang berhasil mencetak prestasi lebih baik di MotoGP Argentina 2025.

Podium yang diraih oleh Morbidelli belum tentu menyenangkan untuk semua anggota keluarga tim balap milik Valentino Rossi.

Rekan satu timnya, Fabio Di Giannantonio, masih merasakan kekecewaan.

Diggia, panggilannya, sebenarnya hasilnya cukup baik.

Morbidelli mendapatkan podium ketiga, sementara Diggia menyelesaikan balapan di posisi kelima.

Setelah acara perlombaan usai, Morbidelli kemudian terlihat meminta untuk berjabat tangan dengan Diggia sebagai bentuk kegembiraan atas pencapaian keduanya yang telah mampu menjaga tim VR46 tetap solid dalam posisi kelima.

Namun, fakta tetap saja, Diggia tak dapat bersifat munafik.

Dia menyampaikan hal-hal yang masih membingunkankannya terkait dengan Morbidelli.

Meskipun orangnya adalah teman dekat, pembalap dari Italia tersebut menilai bahwa anak didik termuda Rossi perlu lebih waspada lagi dalam memilih tindakan dan pengambilan keputusan ketika sedang bertanding.

Dikatakan oleh Diggia bahwa gerakan Morbidelli di awal perlombaan cukup membahayakan bagi dia sendiri.

Peristiwa itu merusak irama Diggia. Dia harus mengorbankan ritme yang telah disesuaikan semenjak garis awal.

Ketika Morbidelli melarikan diri, Diggia malah kesulitan karena ia tak dapat sembarangan menambah kecepatan untuk mengontrol tekanan ban.

"Posisi kelima dari sudut pandang obyektif adalah hasil yang baik, namun aku tak begitu bergembira dengan jalannya lomba," ujar Diggia dilansir Laksamana.id dari Speedweek.

Ingin sekali memaksimalkan kecepatan luar biasa dari awal, namun strategi tersebut tercoreng oleh gerakan mendahului yang dilakukan Franky.

Saya terus maju dengan cepat, meninggalkan irama di belakang dan menyia-nyiakan banyak waktu.

Betapa disesalainnya, meskipun Franky bisa mengendarai dengan bebas selanjutnya, aku perlu lebih fokus pada tingkat tekanan ban.

"Kekuatan luar biasa (yang dimiliki) sudah lenyap," tegasnya.

Diggia yang dari awal lomba di Sirkuit Termas de Rio Honda memiliki kesempatan untuk bersaing meraih podium, tetapi kemudian kehilangan peluang tersebut.

Dia terpaksa mundur dua tempat dan perlu menghabiskan paling tidak 20 lap agar bisa kembali ke posisinya saat finish di urutan kelima.

Namun begitu, Diggia masih menelaah kekurangan diri sendiri.

Pembalap yang berasal dari Roma, Italia tersebut juga menyatakan bahwa terdapat beberapa kesempatan di mana ia masih kurang konsentrasi daripada soal ketahanan tubuhnya setelah pemulihan dari cidera.

Bila berkaitan dengan kelebihan saya, maka menghadapi lebih sedikit kendala adalah satu-satunya hal. Namun, saya sadar bahwa pencapaian itu belum terwujud lantaran fokus yang mulai berkurang.

"Sebanyak dua kali saya lupa mematikan fitur rear end adjustment (penyesuaian ketinggian), sehingga melaju terlalu lambat saat mengambil tikungan nomor 6," katanya.

"Dibutuhkan tindakan untuk mencegah hal semacam ini terulang kembali," kata Diggia.

Perjalanan Diggia bersama tim balapan terus berlanjut ke Benua Amerika, tempat acara mendatang yaitu MotoGP Americas 2025 akan diselenggarakan dari tanggal 28 hingga 31 Maret 2025.

Marquez yang kian menjadi favorit dalam ajang itu lantaran ia merupakan penguasa COTA (Circuit of The Americas), mungkin akan menghadapi pesaing berat saat Jorge Martin, juara dunia bertahan dari Aprilia, merencanakan comeback-nya.

0 Komentar