
cimporong.com.CO.ID - JAKARTA. Pimpinan dan anggota dewan komisari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) secara bergiliran membeli kembali saham unggulan perusahaan tersebut di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di samping alasan penurunan nilai saham BBCA, institusi keuangan swasta terkemuka di Tanah Air ini juga berencana memberikan insentif kepada para pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen yang mencapai lebih dari Rp 30 triliun pada tahun 2025.
Berdasarkan data transparansi informasi di BEI pada hari Kamis (20/3), tercatat adanya pembelian saham BBCA oleh dua petinggi Bank BCA. Mereka ialah Lianawaty Suwono, Direktur Bidang Sumber Daya Manusia dari BCA, serta Frengky Chandra Kusuma, Direktur Utama BCA.
Lianawaty Suwono saat ini mengendalikan saham BBCA senilai 2,8 juta saham yang setara dengan 0,002%. Sebelumnya, dia telah membeli saham BBCA sejumlah 2,6 juta saham dan juga setara dengan 0,002%.
BYD dan Denza Menjualan 3.400 Unit Pada Januari 2025, Lihat Harga BYD Atto Dolphin M6 di Bulan Maret 2025
Tindakan pembelian oleh Lianawaty terjadi sebanyak dua kali. Pada kesempatan pertama, ia membeli 119.800 saham dengan harga Rp 8.325 per saham yang nilainya mencapai Rp 997,33 juta. Sedangkan pada pembelian kedua, dia mengakuisisi 119.500 saham lagi dengan tarif Rp 8.350 per saham dan total transaksinya adalah Rp 997,83 juta.
Maka jumlah keseluruhan transaksi milik Lianawati pada tanggal 18 Maret kemarin mencapai Rp 1,99 miliar. "Alasannya adalah untuk berinvestasi," terang Sekretaris Perusahaan BBCA Raymond Yonarto di dalam pengumuman publik tersebut.
Satu hal lainnya, Direktur BCA bernama Frengky Chandra Kusuma juga turut membeli saham ketika harganya anjlok. Menurut penjelasan dari Raymond, Frengky telah mengakuisisi 291.942 lembar saham BBCA dengan harga setiap saham senilai Rp 8.975. Dengan demikian, jumlah keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk transaksi ini adalah sekitar Rp 2,62 miliar.
Setelah itu, Frengky membeli 30.000 saham BBCA dengan harga Rp 8.450 per saham. Dengan demikian, jumlah seluruh pembelian Frengky mencapaiRp 253,5 juta untuk saham tersebut.
Jumlah seluruh dana yang dibelanjakan oleh Frengky pada 18 Maret 2025 mencapai Rp 2,87 miliar. Seperti halnya Linawaty, maksud dari pembelian tersebut adalah berinvestasi. Setelah melakukan pembelian saham ini, jumlah kepemilikannya dalam saham BBCA menjadi 2,43 juta lembar atau setara dengan 0,002%, naik dari posisi awal yaitu 2,39 juta lembar.
Terakhir adalah Jahja Setiaatmadja yang mengakuisisi saham BBCA ketika harganya jatuh pada hari Selasa (18/3). Ia melakukan pembelian saham BBCA sebanyak lima kali. Transaksi pertamanya melibatkannya untuk membeli 230.000 saham dengan harga Rp 8.500 setiap sahamnya atau total mencapaiRp 1,96 miliar. Sedangkan transaksinya kedua terjadi di level harga Rp 8.475 dan ia memperoleh 118.000 saham dengan jumlah dana yang dibayarkan sebesar Rp 1 miliar.
Terdapat tiga transaksi yang terjadi sebesar 118.000 saham pada harga Rp 8.450 setiap saham dengan jumlah keseluruhan mencapai Rp 997,1 juta. Selanjutnya, Jahja melakukan pembelian senilai 60.000 saham diharga Rp 8.400 dan total nilainya menjadi Rp 504 juta. Akhirnya, ia juga membeli saham BBCA dengan hargaRp 8.350 untuk tiap saham serta volume belinya sama yaitu 60.000 saham sehingga menghasilkan nilai transaksi sejumlah Rp 504 juta.
Apabila dihitung total, Jahja sudah mengeluarkan dana senilai Rp 4,97 miliar untuk transaksi yang terjadi pada 18 Maret 2025. Setelah melakukan transaksi tersebut, jumlah saham milik Jahya meningkat menjadi 35,805 juta saham atau berubah menjadi 0,029%, naik dari angka semula yaitu 35,21 juta saham.
Cek Nilai Tukar Dolar-Amerika Serikat terhadap Rupiah di Bank Central Asia Pada Siang Hari Ini Jumat (21/3) serta Petunjuk Menukar Mata Uang Asing
Pembayaran dividen saham BBCA
BBCA Akan mengumumkan pembagian dividen akhir tahun dari laporan keuangan 2024 senilai Rp 30,81 triliun. Setelahnya, masing-masing pemilik saham berhak mendapatkan Rp 250 untuk setiap lembar saham yang dimiliki.
Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto mengatakan bahwa distribusi dividen tersebut sudah sejalan dengan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), yang berlangsung pada tanggal 12 Maret 2024.
"Dividen akan diberikan kepada para pemilik saham yang nama mereka terdaftar di Daftar Pemegang Saham (DPS) per tanggal 24 Maret 2025 jam 16:00," demikian tertulis dalam pengumuman publik, Jumat (14/3).
Keberuntungan Berlimpah! Imbal Hasil Dividen Saham Unggulan Melampaui Bunga Depositocurrency
Sebelumnya, BBCA sudah mengeluarkan dividen sementara senilai Rp 6,16 triliun pada tanggal 11 Desember 2024. Ketika itu, masing-masing pemilik saham di BBCA mendapatkan pembagian keuntungan sebesar Rp 50 untuk tiap lembar saham mereka.
Bila dihitung, BBCA menyetor sebesar Rp 36,98 triliun untuk transaksi korporasi tersebut atau sekitar Rp 300 per saham. Jumlah itu mewakili 67,44% dari total laba bersih BBCA pada tahun buku 2024 yang mencapaiRp 54,83 triliun.
BBCA berhenti di posisiRp 8.375 per saham saat penutupan pasar Kamis (20/3), meningkat 50 titik atau 0,60% dari hari sebelumnya. Dengan memakai angkaharga saham itu, dividend yield final BBCA berkisar 2,98%.
- Dividen Setelah Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Negotiated: 20 Maret 2025
- Ex Dividen di Pasar Reguler serta Pasar Negosiasi: 21 Maret 2025
- Bagi Hasil Bagian di Bursa Uang: 24 Maret 2025
- Ex Dividen di Bursa Sementara: 25 Maret 2025
- Tanggal Perekaman: 24 Maret 2025 Mulai Pukul 16:00 WIB
- Pembagian dividen untuk saham BBCA akan dilaksanakan pada tanggal 11 April 2025.
Tonton: THR PNS Akan Di bayarkan mulai tanggal 17 Maret 2025, dengan gajinya pada tanggal 13 Juni.
Rekomendasi saham BBCA
Kepala Investasi Proprietary Milik Mirae Asset, Handiman Soetoyo, menyatakan bahwa jumlah dividen BCA ternyata lebih rendah dibandingkan dengan perkiranyaannya serta prediksi konsensus. Menurut dia, dividen akhir BCA diperkirakannya dapat mencapai sebesar Rp 311 per saham, sementara menurut estimasi konsensus nilai tersebut mendekati Rp 312 per saham.
Sebaliknya, dia menekankan tentang pengurangan rasio dividen BCA. Dia menyebutkan bahwa hal ini merupakan kali pertama dalam delapan tahun terakhir di mana rasio pembayaran dividen BCA mengalami penurunan daripada kenaikan seperti biasanya.
"Kemungkinan terjadinya pengurangan rasio deviden tahun ini adalah untuk mempertahankan pertumbuhan dividen secara berkelanjutan di masa depan," kata Handiman.
Bukan hanya itu saja, bahkan Handiman juga mengemukakan pendapatnya tentang hal ini. yield dividen BCA termasuk ke dalam kategori yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan bank-bank KBMI lainnya. Apabila dijumlahkan dari dividen interim dan final, yield keseluruhan BCA kurang lebih mencapai 3,3%.
Maka dia berpendapat bahwa dividen dari BCA tidak terlalu menggoda bagi para investor yang fokus pada pembagian keuntungan saja. Ini karena penilaian nilai BCA sudah termasuk tertinggi dibandingkan dengan bank lainnya.
"Jika targetnya adalah dividen, BBCA mungkin tidak begitu menggiurkan. Namun, jika tujuannya adalah pertumbuhan yang konsisten, BBCA termasuk di antara yang terbaik," katanya.
Beberapa Saham Unggulan di Sektor Perbankan Akan Membagikan Dividen, Manakah yang Pantas Dibeli?
Setuju dengan pandangan tersebut, analisis dari Infovesta Utama oleh Ekky Topan mengkonfirmasi jika deviden BBCA pada kenyataannya tidak pernah menjadi preferensi utama untuk para investor yang mencari pendapatan dividen. Ini disebabkan karena terdapat alternatif bank lainnya yang mampu menawarkan hasil investasi lebih besar.
"Apabila dibandingkan dengan dividen dari bank lain, sebenarnya angkanya cukup rendah," katanya.
Namun begitu, Ekky ingin menyampaikan bahwa hal tersebut tidak berarti BBCA kurang menarik untuk dikumpulkan. Menurut pandangannya, saham BBCA tetap dianggap sebagai salah satu yang mampu memberikan keuntungan. capital gain Dan aspek keamanannya, dengan memeriksa sejarah harga saham BBCA yang terus meningkat.
"Alasannya, investasi di BBCA lebih cenderung untuk keselamatan, sedangkan dividen menjadi tambahan," katanya.
Selanjutnya, menurut pernyataan Ekky untuk BBCA, titik pengujian harga yang mendatang adalah pada tingkatan 9.350 dan apabila peningkatan harganya berkelanjutan dalam waktu singkat, maka target selanjutnya bisa mencapai 10.000.
Penurunan Harga, Saham Perusahaan Bank Kelas Atas Siap Membagikan Dividen, Apa Saja Yang Worth untuk Dibeli?
0 Komentar